Thursday, November 26, 2015

Tugas Metodologi Penelitian

Pengarang                : Napoleon Hill
REVIEW BUKU
Joerike Joeliana Aditio
34413658/3ID10


Judul                           : Selling You
Penerbit                   : Ufuk Press, Jakarta
Tahun Terbit            : 2009
Jumlah Halaman       : 428

          Buku ini berisi filosofi Hill mengenai pencapaian pribadi berakar pada rahasia-rahasia keberhasilan yang diceritakan kepadanya oleh para pemimpin bisnis dan industri.  Buku selling you ini menyuguhkan eksplorasi terlengkap atas pendekatan Napoleon Hill terhadap penjualan dan menjual diri anda. Walaupun Hill pernah mengalami pengalaman pahit (Hill pernah meluncurkan perusahaan baru yang sempat mencetak keuntungan besar tetapi lalu kehilangan segalanya) tetapi Hill juga berhasil menjual berbagai ide kepada beberapa perusahaan terbesar Amerika, menyelesaikan perselisihan buruh dengan menjual baik kepada manajemen maupun buruh cara-cara baru yang lebih baik untuk bekerja sama, serta membantu dua presiden menjual Amerika kepada warga Amerika di masa sulit ketika rakyat jelata mulai melepas harapan akan masa depan.
Struktur buku ini didasarkan pada bab-bab yang berorientasi penjualan dalam karya Napoleon Hill-How to Sell Your Way Through Life, ditambah dengan bab-bab dan petikan-petikan terkait dari mahakaryanya yang terdiri atas empat jilid, Law of Success, serta karya klasik terlarisnya New Think and Grow Rich. Edisi ini juga menampilkan banyak contoh dan anekdot dari buku-buku Hill lainnya, termasuk dari Believe and Archieve serta dari Keys to Success, begitu pula materi dari The Success System That Never Fails oleh W. Clement Stone dan A lifetime of Riches: The Biography of Napoleon Hill oleh Michael J.Ritt dan Kirk Landers. Selain buku ini menyajikan bagaimana cara-cara untuk menjual diri anda (kemampuan diri), Hill juga menambahkan cerita pengalaman pribadinya (true story) yang membahas cara-cara tersebut. Buku ini juga memberikan cara pengembangan diri atau bisa dibilang buku ini merupakan psikologi motivasi. Daftar isi dari buku ini terdiri dari semua orang menjual, orang membeli kepribadian, autosugesti, sasaran utama yang pasti, master mind, kepribadian dan karakter, antusiasme dan kendali diri, imajinasi, kepercayaan diri, inisiatif dan kepemimpinan, kegigihan, dan menuntaskan penjualan. Buku selling you ini juga berisi catatan penyunting dalam menyunting isi dari buku tersebut. Secara keseluruhan, buku ini lebih banyak menekankan pada motivasi-motivasi diri untuk mencapai suatu pencapaian yang tinggi dengan memunculkan kemampuan terbaik diri anda.
Seperti yang dapat dilihat pada bab autosugesti, pendekatan Napoleon Hill dalam menjual bukanlah sekedar ocehan atau skenario yang harus dihafal. Yang paling diminati adalah mengajarkan psikologi menjual atau teknik dasar yang melandasi semua prinsip keberhasilan Hill. Pengunaan autosugesti sebagai cara untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan dan keyakinan-keyakinan anda agar anda dapat mengubah diri menjadi master salesperson seperti yang anda idamkan. Hanya segelintir orang yang memahami seluk beluk salesmanship sebaik Napoleon Hill. Selain terkenal sebagai penulis buku-buku pengembangan diri terlaris sepanjang masa, Hill menjadi legenda dalam lingkungan bisnis karena mampu mengajarkan salesmanship dengan begitu efektifnya.
Banyak kalimat-kalimat yang memotivasi dalam buku selling you ini seperti “Lakukan yang anda cintai, Cintai yang anda lakukan”. Dimana dalam buku ini dicontohkan sebuah kisah seorang ibu muda bernama Mary Kay yang bisa menjual dengan bermodalkan antusiasme. Yaitu suatu hari ada wanita muda yang bernama Ida Blake datang ke rumahnya untuk menjual The Child Psychology Bookshelf, yaitu seri buku untuk anak-anak. Sebagai ibu muda yang sedang mengajari anak-anaknya, buku itu merupakan buku terbaik yang pernah dilihat Mary Kay. Ketika salesperson menyebutkan harga seri buku itu, Mary Kay hampir menangis karena tidak mampu membayar semahal itu. Karena minat Mary Kay, maka salesperson itu mengizinkan Mary Kay untuk meminjam buku-buku itu dan setiap akhir pekan buku-buku itu diambil kembali oleh salesperson tersebut. Mary Kay bertekad untuk membeli buku tersebut. Akhirnya salesperson tersebut membuat perjanjian dengan Mary Kay yaitu kalau Mary Kay dapat menjual 10 set seri buku tersebut maka ia akan mendapat 1 set gratis. Dengan giatnya Mary Kay menelepon teman-temannya dan para orang tua teman anak-anaknya. Dalam setengah hari, Mary Kay dapat menjual 10 set dan Ida Blake merekrutnya sebagai salesperson. Selanjutnya Mary Kay berhasil membuat lini kosmetik yang memakai namanya dan meraup jutaan dolar untuk dirinya. Itulah satu dari sekian contoh kisah yang disajikan Hill dalam buku selling you ini yang bisa membuat pembaca semakin termotivasi.
Manfaat dari membaca buku selling you ini yaitu sangat banyak seperti mengajarkan cara salesperson yang benar, pengembangan diri, strategi-strategi dalam menjual diri anda (kemampuan anda), dan masih banyak lainnya. Dari sekian banyak kelebihan yang ditawarkan buku selling you ini, buku ini masih memiliki sedikit kelemahan yaitu gaya bahasa yang ditawarkan terlalu baku terkadang tidak semua pembaca dapat memahami maksud dari kalimat tersebut. Sekian review buku dari saya, kurang lebihnya mohon maaf bila ada kesalahan kata atau makna. Terima Kasih.
Sumber : Hill, Napoleon.2009.Selling You.Jakarta:Ufuk Press

Tugas Analisis dan Estimasi Biaya


Bahan Baku Langsung
Overhead
Tenaga Kerja Langsung
Produk A 1 unit
= 2 x Rp   500 = Rp 1000
= 1 x Rp 1000 = Rp 1000+
                            Rp 2000

Gaji kepala pabrik
Rp   5.000.000 / bulan
8 jam x Rp 10.000
= Rp 80.000 x 25 hari
= 8 operator x Rp 2.000.000
= Rp 16.000.000
Gaji 1 orang satpam
Rp   2.000.000 / bulan

Produk B 1 unit
= 1 x Rp   500 = Rp   500
= 2 x Rp 1000 = Rp 2000+
                            Rp 2500
Biaya penyusutan
Rp 36.000.000  / tahun
Rp   3.000.000 / bulan
Biaya listrik kantor
Rp      900.000 / bulan
Biaya listrik produksi
Rp   1.500.000 / bulan
Biaya pemasaran
Rp   9.000.000 / kuartal
Rp   3.000.000 / bulan
Asuransi
Rp    1.500.000 / bulan
Sewa tempat produksi 600 m2
Rp          10.000 / bulan
A = Rp 2000  , B = Rp 2500
Rp 16.910.000
Rp 16.000.000












Jawaban:
a.         Produk A = 10 operator x 8 jam/hari = 80 x Rp 10.000
                                                                     = Rp 800.000 x 25 hari
                                                                     = Rp 20.000.000
            Produk B = 8 operator x 8 jam/hari   = 64 x Rp 10.000
                                                                     = Rp 640.000 x 25 hari
                                                                     = Rp 16.000.000
b.         Produk A
= 2 x Rp   500 = Rp 1000
= 1 x Rp 1000 = Rp 1000+
                                       Rp 2000
            Produk B 1 unit
= 1 x Rp   500 = Rp   500
= 2 x Rp 1000 = Rp 2000+
                                       Rp 2500
c.         Produk A = Rp 16.910.000 = Rp 11.273.333,4
            Produk B = Rp 16.910.000 = Rp 5.636.666,61

d.         Produk A
             = Rp 33.273,3334
            Produk B
 = Rp 35.627,3332
e.         Produk A
            = 9,073 = 91 unit
            Produk B
            = 0,134 = 1 unit

f.

g.         Jumlah operator yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan tersebut adalah
            = operator A + operator B
            = 10 + 8

            = 18 operator

Thursday, October 29, 2015

REVIEW JURNAL TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Nama   : Joerike Joeliana Aditio
NPM   : 34413658
Kelas   : 3ID10


LANDASAN TEORI

Menurut Bhattacharyya (2011), bahan baku merupakan salah satu komponen penting dalam sistem produksi yang perlu diperhatikan untuk kelancaran suatu produksi. Suatu perusahaan perlu merencanakan pembelian dan melakukan kontrol bahan baku untuk mengendalikan biaya bahan baku.
Persediaan hampir selalu ada pada setiap perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Alasan utama suatu perusahaan sangat memperhatikan persediaan karena persediaan merupakan sumber daya yang menganggur (idle resources) yang berarti jika persediaan berlebih menyebabkan investasi sia-sia, akan tetapi jika tidak ada persediaan akan sulit mengantisipasi fluktuasi permintaan atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya kekurangan (Tersine, 1994:402).

1.         Pengertian Material Requirement Planning (MRP)
Menurut Orlicky (2004). Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (JIP) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JIP. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan material tersebut dijadwalkan.
Menurut Yamit (2001), Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu alat atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan
kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan (dependent demand items). Permintaan dependent adalah komponen barang akhir seperti bahan mentah, komponen suku cadang dan subperakitan dimana jumlah persedian yang dibutuhkan tergantung (dependent) terhadap jumlah permintaan item barang akhir.


2.         Tujuan MRP
Hasil penelitian I Nyoman Yuda, (2003). Secara umum, sistem MRP
dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Meminimalkan persediaan.
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk produksi (master production schedule). Dengan menggunakan metode ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
2. Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman.
MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan/pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3. Komitmen yang realistis.
Dengan menggunakan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
4. Meningkatkan efisiensi.
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal induk produksi.

3.         Langkah Penyusunan MRP
Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang harus diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item. Langkah-langkah dasar dalam
penyusunan proses MRP adalah sebagai berikut (Nasution, 2003):
1. Netting (kebutuhan bersih) merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).
2. Lotting merupakan penentuan ukuran lot (jumlah pesanan) yang menjamin bahwa semua kebutuhan-kebutuhan akan dipenuhi, pesanan akan dijadwalkan untuk penyelesaian pada awal periode dimana ada kebutuhan bersih yang positif.
3. Offsetting (rencana pemesanan) merupakan salah satu langkah pada MRP untuk
menentukan saat yang tepat untuk rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan
bersih. Rencana pemesanan didapat dengan cara menggabungkan saat awal tersedianya ukuran lot (lot size) yang diinginkan dengan besarnya waktu ancangancang. Waktu ancang-ancang ini sama dengan besarnya waktu saat barang mulai dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut siap untuk dipakai.
4. Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level)
yang lebih bawah dalam suatu struktur produk serta didasarkan atas rencana pemesanan.

4.         Pengertian Peramalan (Forecasting)
Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu. (Adam dan Ebert, 2002). Awat (2000) menjelaskan bahwa peramalan merupakan kegiatan untuk mengetahui nilai variabel yang dijelaskan (variabel dependen) pada masa akan datang dengan mempelajari variabel independen pada masa lalu, yaitu dengan menganalisis pola data dan melakukan ekstrapolasi bagi nilai-nilai masa datang.

5.         Macam-macam Peramalan
Macam-macam peramalan metode time series yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Peramalan Exponential Smoothing
Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
Dimana Ft-1 adalah ramalan untuk periode berikutnya, α adalah faktor perataan (0<
α<1) dan Xt adalah permintaan berdasarkan pengalaman sebelumnya pada periode ke t.
Untuk penerapan metode ini, maka harus menentukan faktor penghalus (α) Alpha. Dimana pada prakteknya yang sering dipakai dalam ketetapan pemilihan faktor penghalus yaitu: 0,05 (5%), 0,10 (10%), dan 0,20 (20%).
2. Peramalan Metode Kuadrat terkecil (Least Squares)
Garis kuadrat terkecil yang mendekati rangkaian titik (X1, Y1), (X2, Y2), …. , (Xn,
Yn) mempunyai persamaan:
Y = a0+ a1X (1)

6.         Jenis-jenis Peramalan
Berdasarkan sifatnya peramalan dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Peramalan Kualitatif
Peramalan Kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pendapat dan pengetahuan serta pengamalan penyusunnya.
2. Peramalan Kuantitatif
Peramalan Kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

7.         Pengertian Just In Time (JIP)
            Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya. Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).


8.         Pengertian BOM (Bill of Material)
Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. BOM  dibuat  sebagai  bagian  dari  proses  desain  dan  digunakan  oleh  manufacturing engineer  untuk  menentukan  item  yang  harus  dibeli  atau  diproduksi.  Perencanaan pengendalian produksi dan persediaan menggunakan BOM yang di-hubungkan dengan master production schedule, untuk menentukan release item yang dibeli atau diproduksi. 
           
Hasil Review 3 Jurnal

PENENTUAN METODE LOT SIZING PADA PERENCANAAN PENGADAAN BAHAN BAKU KIKIR DAN MATA BOR
(Studi Kasus: PT X, Sidoarjo)

1.         Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
PT X sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi kikir dan mata bor. Sebagai perusahaan yang memiliki strategi bisnis make to stock PT X berusaha memiliki jumlah persediaan bahan baku maupun produk jadi dalam jumlah besar untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan. Proses peramalan produk dilakukan oleh manajer produksi dengan menggunakan system budgeting atau target penjualan selama satu tahun yang berdasarkan pada capaian target penjualan pada tahun sebelumnya.
Selanjutnya untuk memperoleh target produksi pada setiap bulan, bagian PPIC mengkonversikan target penjualan yang telah ditentukan oleh manajer produksi menjadi target produksi per bulan. Kebijakan tersebut menyebabkan tingginya persediaan bahan baku dalam gudang dan semakin tingginya risiko kerusakan bahan baku, karena yang digunakan sebagai acuan pemesanan bahan baku adalah target produksi. Kondisi persediaan yang tinggi ini dapat meningkatkan biaya persediaan dan pengadaan yang harus dikeluarkan oleh PT X. Untuk mendukung perencanaan persediaan yang baik, dapat digunakan material requirement planning (MRP).
Input utama dari MRP adalah lot size atau ukuran pemesanan yang optimal (Tersine, 1994:338). Sehingga pada penelitian ini dilakukan perencanaan ulang dibagian persediaan bahan baku khususnya produk kikir 4” slim taper dan mata bor tipe 3,3 mm dengan membandingkan 3 metode lot size dinamis yang dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan serta dapat memenuhi kebutuhan bahan baku secara tepat tanpa mengalami kelebihan atau kekurangan yaitu Least Unit Cost, Silver Mealdan Wagner Within Algorithm.
2.         Metode
Penelitian ini berfokus pada perencanaan pengadaan bahan baku, mengoptimalkan persediaan bahan baku dalam gudang, serta meminimasi total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Langkah-langkah penelitiannya terdiri dari studi lapangan, studi pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian, pengumpulan data meliputi:
a.          Profil Perusahaan
b.         Proses Produksi Kikir dan Mata Bor
c.          Data permintaan produk kikir 4” slim taper dan mata bor 3,3 mm pada Januari 2012 sampai Oktober 2014
d.         Lead time pemesanan bahan baku
e.          Kapasitas produksi dan gudang bahan baku di PT X
f.          Harga bahan baku
g.      Biaya penyimpanan bahan baku
h.         Biaya pemesanan bahan baku
i.      Bill of Material dan komposisi bahan baku kikir kikir 4” slim taper dan mata
        bor 3,3 mm
Pengolahan data terdiri dari:
Menghitung peramalan, membuat Master Production Scheduling (MPS) dari data peramalan, menghitung safety stock, perhitungan lot size, membuat Material Requirement Planning (MRP) dengan input planned orders dari MPS, BOM tree, data persediaan bahan baku periode sebelumnya dan hasil perhitungan lot size dengan bantuan Microsoft Excel 2010. Terakhir menghitung total inventory cost.

3.         Kesimpulan
            Peramalan dengan menggunakan Minitab 16 pada kebutuhan kikir 4” slim taper dan mata bor 3,3 mm diperoleh hasil kebutuhan produk yang optimal berdasarkan metode peramalan Dekomposisi Aditif untuk kikir 4” slim taper dan Winter’s Exponential Smoothing Multiplikatif untuk mata bor 3,3 mm yang memberikan nilai MSD terendah. Hasil peramalan kebutuhan kikir dan mata bor yang dilakukan pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan yang dilakukan perusahaan dan telah disesuaikan dengan kapasitas produksi perusahaan.
Selanjutnya dilakukan perhitungan perencanaan pengadaan bahan baku dengan 4 metode dimana hasil perencanaan kebutuhan bahan baku yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan metode Wagner Within dapat meminimasi biaya yang dikeluarkan perusahaan dari segi biaya persediaan. Dengan demikian hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk membantu membuat kebijakan perusahaan pada tahun 2015. Kondisi penghematan untuk masing-masing bahan baku yaitu, triangular 6,1 mm, menggunakan metode Wagner Within dengan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan sebesar Rp.133.947.818,-memiliki persen penghematan sebesar 49,97% dibandingkan dengan metode perusahaan. Sedangkan untuk Hss Round 6,7 mm menggunakan metode Wagner Within dengan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan sebesar Rp. 88.493.569,- memiliki persen penghematan sebesar 54.71% dibandingkan dengan metode perusahaan.




PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN
METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PRODUK KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN GANGSAR
NGUNUT-TULUNGAGUNG

1.         Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
                       Perusahaan Gangsar mempunyai kriteria dalam pemilihan kacang tanah sebagai bahan baku utama produk kacang shanghai. Hanya kacang tanah yang berkualitas baik yang minimal berdiameter 5mm sampai dengan 7mm yang dapat digunakan sebagai bahan baku produk kacang shanghai. (Dewi Prihartini, 2009).  Diketahui dari hasil komoditi kacang tanah di Tulungagung pada tahun 2009, 2010, dan 2011masing-masing mendapatkan hasil panen 3.812 ton, 2.116 ton, dan 2.790 ton untuk segala jenis kacang tanah. (Sumber: BPS Tulungagung 2012). Data di atas maka dapat diketahui bahwa di daerah Tulungagung penghasilan kacang tanah sangat kecil, dan hanya beberapa yang memenuhi kriteria pemilihan untuk bahan
baku kacang shanghai, maka perusahaan Gangsar memperoleh bahan baku kacang
tanah tersebut dari Tuban, Bumi Ayu Jombang, Surabaya dan import dari India dan
Filipina untuk memenuhi produksi kacang shanghai.
            Suatu sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan
dengan perencanaan bahan baku produksi adalah Material Requirement Planning
(MRP) atau sistem perencanaan kebutuhan bahan baku.

2.         Metode
            Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi operasional variabel
terdiri dari forecasting (peramalan) terdiri atas Exponential smoothing dan Least squares, proses perhitungan MRP yaitu menentukan jadwal induk produksi (JIP), menentukan kebutuhan bahan baku setiap periode, dan menentukan jumlah pesanan (ukuran lot).


3.         Kesimpulan
            Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa total biaya persediaan bahan baku tahun 2012 dengan menggunakan metode perusahaan yang digunakan sebelum penelitian adalah sebesar Rp 50.063.563.595,-. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) mengalami penurunan sebesar Rp 1.072.427.967,- artinya perusahaan dapat meminimalisasikan biaya persediaan sebesar 46,7 %. Dari perbedaan total biaya persediaan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan bahwa metode MRP dapat diterapkan pada perusahaan “Gangsar” sehingga perencanaan bahan baku dapat berjalan secara efektif dan efisien.

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
(Studi Kasus di Quick Chicken Kota Batu – Jawa Timur)

1.         Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
            Quick Chicken merupakan salah satu restoran lokal cepat saji yang sedang berkembang di Indonesia. Salah satu outlet Quick Chicken berada di kota Batu, Jawa Timur. Quick Chicken kota Batu mengolah rata-rata 30 kg daging ayam per hari dan memiliki 10 karyawan yang terdiri dari 3 orang sebagai supervisor dan 7 orang di bagian operasional. Quick Chicken cabang kota Batu dalam pengembangan usahanya sering menghadapi permasalahan, yaitu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tidak terstruktur. Metode yang digunakan oleh perusahaan saat ini hanya menggunakan perhitungan konvesional tanpa melakukan suatu peramalan atau perencanaan yang baik, sehingga perusahaan memerlukan suatu metode yang dapat menangani masalah perencanaan bahan baku.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan bahan baku adalah Material Requirement Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material. Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan baku yang bersifat dependent (bergantung) terhadap penyelesaian suatu produk akhir. Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah menentukan metode lot sizing yang terbaik diterapkan untuk perusahaan dan mengetahui perbandingan total biaya persediaan dari model lot sizing yang dihasilkan dengan total biaya persediaan aktual perusahaan.
2.         Metode
            Langkah-langkah penelitiannya meliputi tempat dan waktu pelaksanaan, batasan masalah dan asumsi, prosedur penelitian yang terdiri dari survey pendahuluan dan studi literatur, identifikasi masalah dan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data yang terdiri dari peramalan permintaan, penyusunan jadwal induk produksi (JIP), penyusunan struktur produk (Bill Of Material), perencanaan kebutuhan bahan baku berdasarkan metode Material Requirement Planning (MRP) yang terdiri dari Gross Requirement, Scheduled Receipts, dan Projected On-Hand.
3.         Kesimpulan
            Dari analisis mengenai sistem pengadaan bahan baku dengan mengimplementasikan metode MRP dengan 2 teknik lot sizing Lot For Lot dan EOQ. Didapat teknik lot size yang terbaik adalah teknik lot EOQ. Teknik lot size EOQ menghasilkan biaya persediaan terendah sebesar Rp 560.566.160,-dibandingkan dengan teknik lot LFL yang menghasilkan biaya sebesar Rp 562.243.761,- dan metode yang digunakan perusahaan sebesar Rp 575.960.105,-. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa metode MRP dapat diterapkan
Quick Chicken Cabang Kota Batu dengan memperhatikan beberapa hal yaitu melakukan peramalan berdasarkan data penjualan.



KESIMPULAN


Berdasarkan hasil review ketiga jurnal dapat diketahui bahwa MRP (Material Requirement Planning) yang dipakai menggunakan metode peramalan (forecasting) seperti JIT (Just In Time), BOM (Bill of Material), Lot size. Tujuan umum dari digunakannya MRP ini yaitu untuk perencanaan pengadaan bahan baku, mengoptimalkan persediaan bahan baku dalam gudang, serta meminimasi total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA


Wahyuni, A.2015. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning (Mrp) Produk Kacang Shanghai Pada Perusahaan Gangsar Ngunut-Tulungagung. http://journal.uad.ac.id/index.php/Spektrum/article/download/2692/1662
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 21:30 WIB.
Madinah, WN.2015. Penentuan Metode Lot Sizing Pada Perencanaan Pengadaan. Bahan Baku Kikir Dan Mata Bor.http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/download/222/251
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 21:38 WIB.
Erlangga, Feri Surya.2015. Analisis Penerapan Material Requirement Planning (Mrp) Dengan Mempertimbangkan Lot Sizing Untuk Pengendalian Persediaan Bahan Baku.

Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 21:46 WIB.